PCNU Aceh Barat Gelar Beut NU ke-9 Bertajuk Fikih Sosial: Merawat Kamtibnas dan Problematika Sosial

Barsela24news.com

 


Meulaboh – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Aceh Barat kembali menggelar kegiatan rutin Beut NU ke-9 pada malam Sabtu, 26 September 2025. Acara ini berlangsung di Warkop Siap Ketua, Jalan Iskandar Muda, Gampong Kutapadang, Kecamatan Johan Pahlawan.


Mengusung tema “Fikih Sosial: Merawat Kamtibnas dan Problematika Sosial”, kegiatan tersebut menghadirkan pemateri utama Dr. Muhajir Al-Faisury, seorang Antropolog Aceh sekaligus Ketua Senat STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh. Turut hadir Ketua PCNU Aceh Barat, Waled Khairul Azhar, Sekretaris PCNU, Aduwina Pakeh, serta jajaran pengurus dan kader NU setempat.


Dalam pemaparannya, Dr. Muhajir menyoroti pentingnya memahami fikih sosial sebagai dasar dalam membangun harmoni masyarakat, khususnya di Aceh. Ia mengulas sejarah panjang Aceh yang dikenal sebagai pusat peradaban Islam, peran NU dalam mendampingi masyarakat Aceh, serta dinamika keislaman yang telah mengakar sejak masa kerajaan Islam di Nusantara.


Lebih lanjut, Dr. Muhajir juga menekankan tantangan Aceh masa kini, terutama yang berkaitan dengan akhlak dan moral generasi muda. Menurutnya, berbagai problematika sosial seperti menurunnya etika pergaulan, melemahnya kesadaran keagamaan, serta pengaruh negatif globalisasi dapat berimbas pada stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibnas) jika tidak diantisipasi dengan baik.


Ketua PCNU Aceh Barat, Waled Khairul Azhar, dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi atas antusiasme para kader dan jamaah NU yang konsisten mengikuti Beut NU. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya forum intelektual, tetapi juga wadah mempererat ukhuwah Islamiyah dan mencari solusi atas persoalan sosial di tengah masyarakat.


Acara yang berlangsung penuh keakraban itu ditutup dengan doa bersama serta diskusi terbuka antara peserta dan pemateri, yang menghasilkan berbagai pandangan konstruktif tentang peran NU dalam menjaga marwah Aceh sekaligus merawat Kamtibnas di tengah tantangan zaman.


Laporan : Muhammad Fawazul Alwi