Aceh Selatan,- Plt. Direktur, dr. Erizaldi, Sp.OG.,M.Kes, menjawab terkait pemberitaan tentang adanya pemotongan Insentif piket jaga malam bagi tenaga kesehatan di RSUD Yuliddin Away Tapaktuan.
Plt. Direktur, dr. Erizaldi, kepada media Barsela24News.com, Senin 11/08/2025, secara rilis menjelaskan mengambil langkah ini adalah sebuah keputusan yang sangat berat bagi saya selalu pimpinan, namun hal ini harus tetap diambil demi menyelamatkan layanan di tengah krisis keuangan rumah sakit.
Lanjutnya, kita sedang menghadapi masalah serius di anggaran. Hutang rumah sakit menumpuk, termasuk iuran BPJS petugas yang tertunggak hingga ratusan juta rupiah. Bahkan, biaya pemulangan jenazah yang dulu dari APBK kini dibebankan ke BLUD. Jadi mau tidak mau, kita harus menggeser anggaran agar pelayanan tetap berjalan maksimal.
Ia menegaskan, kebijakan ini bersifat sementara dan dilakukan dengan pertimbangan matang. “Gaji dan tunjangan tetap dibayarkan penuh. Pemotongan jasa piket malam ini hanya berlaku beberapa bulan, sampai keuangan stabil. Kalau kondisi membaik, akan kami kembalikan seperti semula,” janjinya.
Erizaldi memastikan, seluruh dana hasil pemotongan diprioritaskan untuk kebutuhan pelayanan.
“Tidak ada niat mengurangi kesejahteraan tenaga kesehatan secara permanen. Justru ini langkah darurat supaya rumah sakit tetap beroperasi maksimal. Kami minta semua pihak bersabar dan berjuang bersama,” katanya.
Terkait sorotan ketimpangan insentif antara perawat dan dokter jaga, Erizaldi meluruskan. “Dokter malah tidak menerima uang piket malam. Sumber dananya berbeda. Insentif piket malam berasal dari BLUD, sementara insentif dokter dari APBK. Jadi memang tidak bisa disamakan,” tegasnya.
Ia juga mengaku terbuka untuk berdialog dengan organisasi profesi, termasuk Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), demi mencari solusi terbaik.
“Tujuan kita sama, memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat, sambil tetap memperhatikan kesejahteraan tenaga kesehatan,” pungkasnya.
Laporan: Hartini