Musuh sejati bukan datang dari luar.. Bukan dari orang yang mengkhianati mu. Bukan dari dunia yang mengecewakan mu. Bukan pula dari nasib yang tampak tak berpihak padamu.
Musuh yang paling berbahaya.. "Adalah pikiran mu sendiri". Bukan karena Ia jahat.... Tapi karena Ia liat, belum jinak, belum kau kenali, belum kau pahami..?
Ia berbisik di sepertiga malam saat kau rapuh, memutar ulang luka, menciptakan ilusi, menggoda dengan rasa takut dan menyamar sebagai kebenaran.
Ia bisa membuat mu merasa gagal, meski kamu belum melangkah, Ia bisa mengubur mimpi mu dalam-dalam hanya karena satu komentar buruk yang terus kau pelihara di kepala. Ia bisa membuat dunia yang luas terasa sempit dan kehidupan yang indah tampak gelap.
Pikiran yang belum jinak... Adalah seperti kuda liar di tengah badai. Kau bisa menungganginya atau kau bisa diseret olehnya__hingga jauh dari jati dirimu sendiri.
Lalu, bagaimana Cara menjinakkan nya?
Dengan diam.
Dengan kesadaran.
Dengan keberanian untuk duduk bersama pikiran mu... Tanpa lari, tanpa kabur, tanpa menolak.
Perhatikan Ia, dengarkan arah anginnya, dan kau akan tahu: banyak ketakutan yang kau anggap nyata, ternyata hanya bayangan dari masalalu yang belum selesai.
Kau akan sadar bahwa suara di kepala mu itu bukan selalu dirimu, dan tak semua pikiran pantas dipercaya.
Sebagian hanya gema dari luka, sebagian lainnya hanya jeritan dari ego mu yang takut kehilangan kendali.
Menjinakkan pikiran bukan berarti membungkamnya, tapi memahami:
Mana yang datang dari cahaya, dan mana yang datang dari Bayang-bayang.
Dan saat kau berhasil... Saat pikiran mu mulai tunduk pada kesadaran mu, saat kau bisa duduk di tengah badai tanpa terbawa angin, disitulah kebebasan sejati mulai terasa.
"Musuh paling berbahaya bukan di luar sana, Ia tinggal di kepala mu, menyamar sebagai kamu, dan sebelum kau berperang dengan Dunia, jinakkan lah Ia terlebih dahulu.
Karena kemenangan yang paling suci... Adalah ketika dirimu yang gelap, akhirnya bersujud kepada dirimu yang terang..
#ajirasa