Kasus Korupsi Dana Pokir DPRD NTB Menguat; KM NTB-Jakarta Desak KPK RI Usut Dana Siluman di NTB.

Barsela24news.com

Jakarta,- Koalisi Mahasiswa Jakarta NTB (KM NTB - Jakarta) mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) untuk segera mengambil alih penanganan kasus dugaan korupsi Dana Pokir DPRD NTB yang sementara proses di Kejati NTB. 

Pergeseran anggaran pokok-pokok pikiran (POKIR) 2024 yang di lakukan pada tahun 2025 oleh Gubernur NTB Muhammad Iqbal secara 2 kali dalam waktu yang cukup dekat menuai masalah, pasalnya pergeseran anggaran yang di lakukan gubernur NTB tanpa melewati proses dan aturan yang berlaku Seperti yang tertuang di dalam PP Nomor 12 Tahun 2019 Pasal 161 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa  Pergeseran yang Wajib Persetujuan DPRD.

Dari probelm yang ada, patut kami duga bahwa pergeseran ini adalah suatu cara mengelabui kepercayaan rakyat yang telah diberikan sepenuhnya, belum lama beberapa anggota DPRD NTB baru terpilih kemarin dapat saweran uang yang kami duga besar adalah dari pihak eksekutif, kami pastinya bertanya uang itu dari mana sumbernya? Lewat siapa? Dan untuk apa? 

Olehnya Pihak Eksekutif selaku kuasa anggaran Pemprov NTB  tentu mengutkan indikasi kami atas aliran anggaran yang bermasalah ini "Dana Siluman", yang di bagi-bagi ke kantong celana beberapa oknum yang ada di DPRD NTB sejumlah 78 M, dalam hal ini kami menduga keterlibatan Kepala Dinas Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah NTB (BPKAD NTB) Ahmad Nursalim.

KM-NTB Jakarta, menyebutkan bahwa Ahmad Nursalim selaku Kepala dinas BPKAD NTB menjadi aktor yang turut andil dalam membagikan dana Pokir berupa bentuk uang ke sejumlah Anggota DPRD NTB Periode 2025-2030.

Sebegai kepala dinas BPKAD NTB Ahmad Nursalim juga diduga telah mengarahkan salah satu Anggota DPRD NTB untuk mengambil uang, sebagai jatah Pokir kepada Ketua Komisi IV DPRD NTB.

Hal ini diketahui dari adanya beberapa percakapan anggota DPRD NTB dari Partai PBB dengan Kepala BPKAD NTB, Ahmad Nursalim, terkait dengan permintaan jatah pokir fisik tahun 2025.

Tak hanya itu, KM NTB-JAKARTA juga menyampaikan bahwa kasus dugaan korupsi Dana Pokir DPRD NTB tidak hanya menyeret nama Kepala BPKAD NTB, tetapi juga telah menyeret anggota dan ketua DPRD NTB yang sekarang sedang diselidiki oleh Kejati NTB. Namun sampai hari ini belum satupun yang ditetapkan sebagai tersangka.

KM NTB-JAKARTA juga mendesak KPK RI agar mengambil alih penanganan kasus dugaan korupsi Dana Pokir DPRD NTB yang sedang diselidiki oleh Kejati NTB yang terkesan lambat.

Oleh karena itu, KM NTB-JAKARTA melayangkan 4 tuntutan;

1). KPK RI segera periksa Gubernur NTB dan tangkap Ahmad Nursalim selaku Kepala Dinas Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Nusa Tenggata Barat (BPKAD NTB) atas dugaan sebagai aktor yang membagikan anggaran pokir dalam bentuk uang ke sejumlah Anggota DPRD NTB Periode 2025-2030.

2). Usut tuntas tentang keterlibatan Ahmad Nursalim (Kepala BPKAD NTB) yang memerintahkan Nadirah Al Habsy (Anggota DPRD NTB Komisi V) untuk mengambil uang jatah pokir 2025 kepada Hamdan Kasim (Ketua Komisi IV DPRD NTB).

3). Mendesak KPK RI segera ambil alih penanganan kasus dugaan korupsi dana Pokir DPRD NTB.

4). Tetapkan Hamdan Kasim (Ketua Komisi IV DPRD NTB) sebagai tersangka atas dugaan tindak pidana gratifikasi (menerima sejumalah uang) dari Ahmad Nursalim selaku Kepala BPKAD NTB. 

Koorlap: Aditya 
Lokasi: Depan kantor KPK RI, Jakarta p
Pusat. 28 Agustus 2025

Laporan: Tim