(Sedikit masukan ke Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum kita)
1. Data2 statistik dan hitungan Makro Ekonomi Indonesia di bawah Menkeu Sri Mulyani sebenarnyai nggak jelek. Bahkan relatif bagus dan stabil.
2. Walaupun data2 makro ekonomi kita relatif bagus, Tapi masyarakat di akar rumput merasa ekonomi kita tidak sedang baik2 saja. Hidup sehari hari terasa makin berat. Uang susah di dapat. Pekerjaan makin susah dll. Pokoknya hidup makin susah dan makin berat.
3. Dengan di kenakannya pajak yang semakin besar kepada sektor swasta dan kepada masyarakat secara langsung, benar benar memicu dan menyulut kemarahan yang nyaris saja mengancam pemerintahan dengan demo2 yang merata di berbagai tempat.
4. Untunglah pemerintahan Presiden Prabowo segera bertindak cepat dalam merespon keinginan masyarakat. Pencopotan Menkeu Sri Mulyani nampaknya memberi sinyal kuat bahwa aspirasi masyarakat dan sektor swasta di dengar oleh pemerintah. Pesannya tegas dan lugas ; Pemerintah tetap konsisten berjuang dan membela rakyat.
5. Menkeu yang baru Mas Purbaya dengan gayanya yang khas dan ceplas ceplos segera melakukan terobosan dgn melepas uang yang selama ini di kendalikan secara konservatif melalui injeksi 200 T ke sistem Ekonomi kita melalui perbankan.
6. Ini kebijakan yg bagus dan perlu di apresiasi. Pak Presiden Prabowo tidak salah memilih Mas Purbaya menjadi Menkeu. Tapi apakah ini cukup utk membuat ekonomi kita jalan dan kehidupan masyarakat sehari2 jadi terasa lebih baik? Belum tentu !
7. Ekonomi kita di lapangan akan terasa hidup, bergerak dan lebih baik kalau sektor riel kita juga bergerak. Kebijakan Menkeu Purbaya dengan melakukan terobosan di sektor keuangan tak akan banyak artinya kalau kebijakan sektor rielnya tidak jalan !
8. Dan logika sektor riel ini tidak sesederhana kebijakan di sektor keuangan. Ada kotak 'pandora' di level mikro yg rumit, dinamis dan punya logika sendiri.
9. Menginjeksi 200 T ke perbankan kita memang bagus tapi nggak akan banyak artinya kalau logika banyak pimpinan perbankan masih melakukan aktivitasnya seperti business as usual. Nggak akan akan mudah berharap uang yg di injeksi ke perbankan akan cepat tersalurkan ke sektor riel karena perbankan kita memang masih penuh aturan2 yg njelimet, pruden dan selalu dalam pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang kadang kaku. Mayoritas teman2 di perbankan dan OJK ini cara berpikirnya masih menggunakan logika neo classical economics yang membuat sektor riel jadi tak mudah bergerak.
10. Lalu solusinya bagaimana ? Kita tak sedang mendandani angka2 makro ekonomi kita. Pemerintah Presiden Prabowo harus segera memperbaiki keadaan ekonomi riel yg di rasakan masyarakat. Gimana caranya? Maksimalkan Makan Bergizi Graris (MBG) dan Maksimalkan keberadaan Koperasi Merah Putih.
11. MBG bisa jadi solusi kongkrit dalam menyelsaikan masalah sehari2 masyarakat dan menggerakkan ekonomi nasional. Menggerakkan ekonomi Provinsi kita bahkan menggerakkan ekonomi kota dan kabupaten kita.
12. Caranya bagaimana? Mesin, peralatan dapur, bahan makanan dll harus berasal dari Produk2 Dalam Negeri. Kalau di provinsi dan Kabupaten Kita harus berani menggunakan Produk dan pengusaha2 lokal! Jangan MBG ini malah jadi mainan baru dan bancakan pengusaha2 besar dgn produk dan mesin impor. Kalau ini terjadi geliat ekonomi nasional dan ekonomi lokal nggak akan terjadi.
13. Begitu juga dgn Pemberdayaan Koperasi Merah Putih. Ini lebih kongkrit lagi dan langsung ke jantung2 desa di mana sebagian besar maayarakat kita berada.
14. Pesan kepada Koperasi Merah Putih simple dan tegas; Gunakan Produk dan Pengusaha Lokal ! Tanpa menggunakan Produk dan Pengusaha lokal ekonomi kita di akar rumput tidak akan jalan dan ekonomi kita akan terus tersandera dalam jangka panjang!
15. Tapi menggunakan Produk dan Pengusaha lokal akan banyak menghadirkan masalah kalau tidak ada kesatuan pandangan dan pikiran dari Aparat penegak hukum kita - terutama polisi dan jaksa dan juga pengawas keuangan seperti BPK dan BPKP
16. Jangan sampai krn alasan 'merugikan keuangan negara' banyak BMG dan Koperasi Merah putih kita yg menggunakan produk dan pengusaha lokal jadi pesakitan di kemudian hari.
17. Produk dan Pengusaha Lokal kita hrs di berikan prioritas walaupun kualitas produknya relatif 'kurang baik' dan harganya 'relatif lebih mahal'. Kenyataannya nanti di lapangan akan begitu. Jadi tidak boleh APH dan BPK serta merta mengatakan merugikan keuangan negara krn BMG dan Koperasi kita tidak memilih harga yg paling murah dan kualitas yg paling bagus. Harus di ingatkan kepada mereka semua bahwa ada cost of learning. Ada biaya pembelajaran bagi produk dan pengusaha2 lokal kita!
18. Apakah ini bisa berhasil dan berjalan baik? Ya. Kami di NTB pernah melakukannya dengan baik dengan Program Jaring pengaman Sosial (JPS) yang menggunakan produk dan pengusaha lokal. Dan berhasil menggeliatkan ekonomi kami di masa krisis dan Pandemi.
19. Jadi Pak Menkeu selain Injeksi yg besar ke Perbankan jgn sungkan2 injeksi modal besar juga ke MBG dan Koperasi Merah Putih. Krn MBG dan Koperasi Merah Putih lah yang akan menghidupkan ekonomi masyarakat sehari2.
20. Nggak mudah memang dan akan muncul.
masalah2 baru. Tetapi bukankah perjalan panjang selalu harus di lalui dengan langkah pertama?
21. GOVERNANCE, accountabilty dan pengawasan program ini harus baik dan ketat. Karena kalau program ini jalan dan berhasil, program ini akan merubah wajah ekonomi kita dalam jangka panjang.
22. Kerja2 menggerakkan sektor riel bisa juga dengan memaksimalkan keberadaan BUMN2 kita. BUMN2 kita tak boleh semata mencari keuntungan finansial tapi juga di sematkan sebagai agent of innovation and technological development.
Wallahua'lam bis showab
Penulis : DR. Zulkieflimansyah, Staf Pengajar Pascasarjana FEUI