Ketua Koalisi Barisan Guru Bersatu (KoBar-GB) Abdya Rusli, S.Pd (Foto: Dok, Pribadi).
Abdya - Ketua LSM Koalisi Barisan Guru Bersatu (KoBaR-GB) Aceh Barat Daya (Abdya) Rusli, S.Pd, mengingatkan kepada para guru agar lebih berhati-hati dalam mengambil tindakan atau penghukuman siswa.
"Karena eranya sekarang berbeda ketika kita atau guru sekarang ini dibandingkan saat sekolah dulu. Sekarang masyarakat menuntut itu mudah. Jika sudah ada dua alat bukti bisa diproses. Apalagi tidak ada yang kebal terhadap hukum," Kata Rusli, saat di temui di Blang Pidie. Jum'at (19/09/2025).
Rusli, yang akrab sapaan Iliek Panto juga mengharapkan agar para guru tidak melakukan tindakan fisik kepada siswa. Selain itu, Ia mengingatkan para orang tua siswa hendaknya jangan "baperan".
"Saya waktu dulu pernah dicubit guru sampai biru, Tapi ketika mengadu ke ibu malah dinasehati, kenapa kamu dicubit, apa kamu nakal? malah ibu mencubit kembali," kata Rusli, menceritakan Kisahnya.
Rusli menginginkan perlindungan terhadap guru harus dilakukan di lingkungan dalam pagar sekolah.
"Artinya kalau ada persoalan masih di dalam pagar sekolah, aparat belum bisa memproses. Tapi ini masih harapan dan perlu digodok ke pusat. Sementara itu, kriminalisasi terhadap guru masih mudah sekali terjadi," ungkapnya.
Sekarang, lanjutanya, kita bergeser terkait penghargaan terhadap guru. Guru dianggap hanya sebagai pengajar dan bukan sebagai pengganti orang tua di sekolah. Padahal Semua orang sukses mempunyai andil besar para pengajar di dalamnya.
"Untuk Dunia Pendidikan khususnya di Provinsi Aceh sedang tidak baik-baik saja, sehingga diperlukan langkah strategis sebagai bentuk penyelamatan demi bangsa yang berdaulat dan bermartabat di masa depan," ungkapnya.
Menurutnya, Maklumat tersebut juga meminta sinergi pemerintah pusat dan daerah untuk menjaga marwah pendidikan sehingga cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 dapat terwujud.
"Jika tidak segera dilaksanakan dengan penuh kesadaran. maka akan mengancam kedaulatan NKRI di masa depan," pungkasnya.
Kemudian, kata Rusli, mengingat bahwa guru merupakan aset terpenting bangsa sekaligus sebagai fondasi dalam upaya mewujudkan NKRI yang maju, berdaulat, adi dan makmur.
"Meski demikian, realitas hari ini nasib guru belum sejahtera, sangat rentan terhadap tindakan-tindakan intimidasi dan kriminalisasi dari berbagai pihak, sehingga membuat guru tidak nyaman dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik," tutupnya.
Laporan : Redaksi