Meulaboh – Pengajian Rutin Bulanan Tastafi–Ikatan Santri dan Alumni Dayah (ISAD) Aceh Barat kembali digelar di Aula Parkside Meuligoe Hotel, Rabu malam (17/9/2025). Kegiatan ini mengangkat tema “Fiqh Medsos, Batas Minimal Ilmu Pijakan Muslim, Fadhilah dan Dosa Meninggalkannya” dengan pemateri Abu H. Abdul Rani Adian.
Dalam penyampaiannya, Abu Rani lebih menekankan pada pentingnya ilmu Tauhid/Ushuluddin sebagai dasar pijakan setiap Muslim dalam menjalani kehidupan, termasuk dalam menghadapi perkembangan teknologi dan media sosial. Menurutnya, pemahaman Tauhid yang benar menjadi pondasi utama agar umat Islam tidak mudah terjerumus pada hal-hal yang bertentangan dengan syariat, baik di dunia nyata maupun di ruang digital, serta untuk mengenal Allah dengan cara mempelajari Sifat-sifat Allah yang 20.
Ketua Tastafi Aceh Barat, Ust. H. Surianto Sudirman, Lc., MA, dalam sambutannya menyebutkan bahwa pengajian bulanan ini tidak hanya sebagai forum belajar, tetapi juga ruang memperkuat ukhuwah Islamiyah. “Tastafi ingin menghadirkan pengajian yang mampu menjadi pijakan ilmu bagi umat, sesuai tradisi ulama Aceh sejak dahulu,” ujarnya.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Abu Mustafa Habli, Waled Khairul Azhar - Ketua PCNU Aceh Barat, Tgk. Arika Amalia, S.Pd., M.Pd. - Ketua DPW ISAD Aceh Barat, Zulkifli Andi Govi - Ketua Persatuan Pemuda Santri Aceh Barat, Perwakilan Masdar, Majelis Aneuk Beut Aceh Barat (MABAB), Al-Jam’iyatul Washliyah, GP Al-Washliyah Aceh Barat, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) Aceh Barat, ormas Islam lainnya, dan para teungku dayah dari berbagai wilayah di Aceh Barat.
Suasana pengajian berlangsung khidmat dengan partisipasi aktif jamaah yang mengikuti pemaparan dari Abu Rani. Kehadiran berbagai ormas Islam menunjukkan kuatnya komitmen bersama dalam menjaga syiar keilmuan Islam di Aceh Barat.
Laporan : Muhammad Fawazul Alwi

