TAPAKTUAN - SMK Negeri 1 Kluet Timur Kabupaten Aceh Selatan terus melakukan inovasi dengan menciptakan, mengembangkan, dan menjalankan usaha atau menumbuhkan jiwa enterperuener pihak sekolah dan para siswa dengan melahirkan ide-ide kreatif, guna minat masuk ke sekolah ini semakin meningkat.
Salah satu upaya yang dilakukan dengan menciptakan program yang berdampak pada peserta didik yakni, menumbuhkan jiwa entrepreuner siswa dengan melakukan penjualan ikan nila, selanjutnya dipasarkan kepada masyarakat.
Hal itu disampaikan oleh Plt Kepala SMK Negeri 1 Kluet Timur, Indra Jaya Saputra SPt MPd Gr kepada media Baesela24News,com. Jum'at (19/9/2025). Ia baru saja menjabat Plt kepala di sekolah tersebut dua bulan lalu.
Plt Kepala SMK Negeri 1 Kluet Timur, Indra Jaya Saputra menjelaskan, sekolah ini berdiri tahun 2010. Sejak diresmikan pada tahun 2014, hanya membuka satu konsenterasi yaitu, keahlian Agribisnis Perikanan Air Tawar (APAT).
"Setelah itu pada tahun 2022 dibuka satu konsenterasi keahlian lagi yakni, RPL (Rancanagan Perangkat Lunak)" sebut Indra.
Katanya, sekolah kejuruan ini memiliki lahan yang luas, namun jumlah siswa dan sarana prasarananya masih sangat minim.
Indra menuturkan, sangat beralasan jumlah siswanya sangat sedikit, karena di Kecamatan Kluet Timur ini memiliki empat sekolah jenjang menengah.
Disebutkannya, ada SMA Negeri 1 Kluet Tmur yang berada di Desa Paya Dapur, SMA Negeri 2 Kluet Timur yang berada di Desa Pucuk Lembang, SMA Negeri 3 Kluet Timur yang lolasinya di Desa Lawe Sawah, dan SMK Negeri 1 Kluet Timur yang berada di Desa Sapik.
Sementara itu ungkap Indra, di kecamatan tetangga seperti Kluet Selatan dan Pasie Raja juga sudah memiliki SMK disamping ada Madrasah Aliyah.
Di era sekarang banyak siswa kurang minat untuk masuk ke SMK dengan bidang keahlian Agribisnis dan Agroteknologi.
Namun diutarakannya, hal tersebut tidak mengurangi semangat dalam mengembangkan Agribisnis dan agroteknologi.
"Karena selama dunia ini masih berputar tetap Agribisnis dan Agroteknologi sebagai ujung tombak, sesuai dengan program pemerintah yaitu ketahanan pangan," tandas Indra.
Namun ujarnya lagi, dengan persaingan siswa yang memilih masuk ke SMA dan MA dengan bidang keahlian selain dari Agribisnis dan Agroteknologi, SMK Negeri 1 Kluet Timur terus berupaya menawarkan program-program dan inovasi yang menarik minat siswa.
"Untuk menumbuhkan jiwa entrepreneur, kami mecoba malakukan dengan penjualan ikan nila dengan jumlah kecil," ucap guru produktif alumni S-1 Fakuktas Peternakan UNAND Padang ini.
Kepala sekolah memberikan apresiasi kepada semua dewan guru di sekolah ini, karena modal penjualan ikan nila ini berasal dari sumbangan seikhlasnya dari para guru di konsentrasi keahlian tersebut yang sudah lama dan dijadikan modal.
Kemudian ditambah sumbangan dari sekolah, tapi dana sekolah sangat minim apalagi dengan jumlah siswa yang jumlahnya sedikit, tidak mungkin hanya mengharaplan dari sunber Dana BOS semata.
"Dengan semangat pengorbanan dan keikhlasan semua dewan guru yang ingin sekolah ini terus bertahan dan berkembang serta diharapkan nantinya bisa bersanding dengan sekolah kejuruan lainnya terutama di Kabupaten Aceh Selatan," ungkap alumni S-2 Unimed ini.
Dengan program ini sambungnya lagi, sebagai salah satu usaha untuk menarik minat siswa untuk masuk ke SMK Negeri 1 Kluet Timur.
Selain sekolah ini menerapkan disiplin dengan sistem point tanpa kekerasan dan bullying juga dengan menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan, menggembirakan dan bermakna.
Diharapkannya, dengan inovasi dimulai dari yang kecil semoga ke depannya sarana prasarana dapat memadai di SMK Negeri 1 Kluet Timur ini.
Sehingga nantinya bisa membudidayakan ikan nila dan ikan lainnya di sekolah sendiri dalam jumlah yang besar serta berjalannya proses pembelajaran Teaching Factory (TeFa) dengan baik dan sesuai harapan.
"Dengan kondisi sekolah yang serba kekurangan ini, kita tetap mencoba mengarahkan ke hal-hal yang positif untuk mencapai target yang diharapkan, sehingga slogan SMK Bisa, SMK Hebat bisa diwujudkan," tutup Indra.
Sementara itu, salah seorang guru produktif, Nurmala SPi mengatakan, saat ini hasil penjualan ikan nila yang dipasarkan dengan membuat tempat sederhana di pinggir jalan depan sekolah setiap harinya terjual lebih kurang 20 Kg.
"Baru sekarang kami mulai bergerak, karena sesuai dengan pernyataan kepala sekolah yang memang berasal dari guru produktif," ujarnya.
Ia mengungkapkan, memang orang sudah berlari, tapi kita harus memulainya dengan merangkak terlebih dahulu.
Walaupun berat, tetapi dengan usaha yang baik maka ke depannya kita akan bisa berlari seperti sekolah kejuruan lainny yang sudah mumpuni di Aceh Selatan.
Disebutkannya, dari hasil penjualan ikan nila tersebut dapat membantu siswa uang jajan mereka yang jadi piket secara bergiliran setiap harinya, juga bisa menjadi income bagi sekolah.
"Permintaan masyarakat setiap hari semakin melonjak, sedangkan jumlah ikan nila sangat terbatas," cetus alumni Fakultas Kelautan dan Perikanan USK ini.
Ditambahkannya, saat ini hanya ada satu kolam yang sangat sederhana dengan segala keterbatasan di belakang sekolah.
"Di sinilah tempat para siswa melakukan praktik pembelajarannya, karena sarpras yang sangat minim terjadi pembelian ikan nila di luar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sambil menunggu ikan nila hasil praktik tersebut panen," pungkas Nurmala.
Laporan : Hartini