Jakarta,- Bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh sejak awal pekan terus meluas. Data terbaru Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) pada Jumat pagi (28/11/2025) mencatat 97.384 jiwa terdampak dan 13.174 jiwa mengungsi di berbagai kabupaten/kota.
Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) sebelumnya telah menetapkan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi di seluruh Aceh. Keputusan ini diambil setelah laporan kerusakan dan korban terus bertambah sejak awal pekan.
“Pemerintah Aceh memprioritaskan keselamatan warga. Seluruh jajaran telah saya instruksikan mempercepat evakuasi dan distribusi bantuan,” tutur Gubernur Aceh, Muzakir Manaf.
Kepala BPBA, Ir. Muhammad Ilyas, menyampaikan bahwa banjir dan longsor terjadi di wilayah dataran tinggi dan pesisir, terutama di Aceh Timur, Aceh Tengah, Aceh Utara, Bener Meriah, Pidie, Aceh Tamiang, serta beberapa daerah lainnya.
Ilyas menjelaskan bahwa sebagian besar pengungsi tersebar di meunasah, masjid, sekolah, dan gedung pemerintah.
“Akses darat ke beberapa desa masih terputus karena ruas jalan tertimbun longsor dan jembatan rusak. Tim di lapangan masih mengevakuasi warga,”
kata Kepala BPBA Aceh, Ir. Muhammad Ilyas.
Desa Terisolasi, Infrastruktur Rusak
Sejumlah daerah di Aceh Tengah dan Bener Meriah dilaporkan terisolasi. Aliran sungai di wilayah hulu membawa material kayu dan batu, menyebabkan rumah hanyut dan jalan provinsi tak bisa dilalui.
Di Aceh Timur, banjir merendam permukiman hingga setinggi pinggang orang dewasa, memaksa ribuan warga mengungsi ke dataran lebih tinggi.
PLN UID Aceh melaporkan tower transmisi roboh, sementara beberapa STO dan BTS milik operator telekomunikasi terganggu akibat putusnya pasokan listrik serta terendamnya perangkat.
Ancaman Cuaca Masih Ada
BMKG memperingatkan bahwa pengaruh sistem cuaca di sekitar Selat Malaka masih bisa memicu hujan lebat, sehingga potensi banjir susulan dan longsor tambahan tetap harus diwaspadai.
(@l/DTC/kmps)
