Padang,- Upaya pencarian korban galodo (banjir bandang) di kawasan Jembatan Kembar, Kelurahan Silaing Bawah, Kota Padangpanjang, terus dikerahkan sejak pagi hingga Minggu (30/11/2025) malam. Hingga pukul 21.00 WIB, tercatat 30 korban meninggal ditemukan di sepanjang aliran Batang Anai.
Wali Kota Padangpanjang, Hendri Arnis, yang memimpin langsung proses pencarian, menyebutkan bahwa sepanjang Minggu tim gabungan menemukan 10 jenazah tambahan serta sejumlah kendaraan yang terbawa arus saat peristiwa terjadi.
“Pencarian terus kita lakukan mengingat banyaknya pelintas yang belum terdata dan kendaraan yang ditemukan di sepanjang aliran Batang Anai,” ujar Hendri Arnis.
Menurutnya, medan pencarian masih sangat sulit akibat akses Lembah Anai yang terputus total serta tumpukan material kayu, lumpur, dan bebatuan di sekitar Jembatan Kembar. Tim gabungan hanya dapat menggunakan peralatan terbatas untuk mengevakuasi jenazah yang terjepit di sela-sela material.
“Jumlah jenazah yang kita temukan terus bertambah. Semoga cuaca membaik sehingga pencarian korban selamat maupun yang meninggal dapat dipercepat,” harapnya.
Data DVI Polda Sumbar: 148 Meninggal, 105 Masih Hilang
Sementara itu, Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumbar merilis perkembangan terbaru jumlah korban bencana hidrometeorologi di Sumatera Barat. Hingga Minggu (30/11/2025) pukul 10.00 WIB tercatat: 148 orang meninggal dunia, 123 teridentifikasi, sebanyak 25 belum teridentifikasi, 105 orang masih hilang, dan 8 orang dirawat
“Data korban meninggal dunia per hari ini berjumlah 148 orang,” kata Plt Kabiddokkes Polda Sumbar AKBP dr. Faisal.
RS Bhayangkara Padang Terima 41 Jenazah
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Padang, Kompol dr. Harry Andromeda, menjelaskan bahwa pihaknya telah menerima 41 jenazah yang berasal dari Kota Padang, Padangpariaman, Padangpanjang, dan Kabupaten Agam.
Dari jumlah tersebut, 32 jenazah telah teridentifikasi dan 9 jenazah belum teridentifikasi
“Ada jenazah anak-anak dan orang dewasa yang datanya tidak bisa kami temukan melalui sidik jari atau pemeriksaan lainnya,” kata Harry.
Untuk sembilan jenazah yang belum teridentifikasi, pemeriksaan sampel DNA akan dilakukan melalui pengambilan tulang, gigi, rambut, atau kulit. Sampel tersebut akan dipadankan di Dokpol Pusdokkes Polri, Jakarta.
Bagi keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarga, kata Harry, dapat mengisi formulir pengambilan sampel pembanding.
Dari jenazah yang teridentifikasi, 30 sudah diambil keluarga, sementara dua lainnya masih berada di ruang forensik. (*)
