Jeritan Masyarakat Pucuk Lembang Semoga Sampai Ke telinga Pimpinan Daerah Aceh Selatan.

Barsela24news.com
Kondisi jalan Gampong Pucuk Lembang Kecamatan Kluet Timur Kabupaten Aceh Selatan, Foto (Ist)

Aceh Selatan — Di balik geliat pembangunan yang kerap digaungkan di pusat kabupaten, masih ada suara lirih dari pelosok Kluet Timur yang belum sepenuhnya merasakan makna pembangunan. Pucuk Lembang, salah satu gampong di Kecamatan Kluet Timur, hingga kini masih bergulat dengan kondisi infrastruktur jalan yang jauh dari kata layak.

Munir, salah satu tokoh masyarakat Pucuk Lembang, menyampaikan bahwa sejak bertahun-tahun lalu wilayah mereka nyaris tak pernah tersentuh pembangunan jalan beraspal. Padahal, pergantian kepemimpinan di Kabupaten Aceh Selatan sudah berulang kali terjadi.

“Kami sudah terlalu sering mendengar janji. Pemimpin datang dan pergi, tapi jalan kami tetap seperti ini. Aspal hanya kami dengar dari cerita orang,” ujar Munir, kepada Media barsela24News.com, Rabu (31/12/2025). 

Menurut Munir, kondisi jalan yang rusak parah menjadi gambaran nyata ketimpangan pembangunan yang selama ini dirasakan masyarakat di wilayah pinggiran. Saat musim hujan, akses jalan berubah menjadi lintasan berlumpur yang sulit dilalui, sementara pada musim kemarau debu tebal menjadi keluhan sehari-hari warga.

Ia menyindir bahwa selama ini pembangunan terkesan hanya berputar di wilayah-wilayah tertentu, sementara daerah seperti Pucok Lembang seolah hanya menjadi pelengkap dalam dokumen perencanaan dan laporan tahunan.

“Kalau pembangunan benar-benar merata, tentu kami tidak akan terus mengeluh seperti ini. Jangan sampai yang dibangun hanya laporan, bukan kenyataan di lapangan,” katanya dengan nada kritis.

Kini, masyarakat Pucuk Lembang menggantungkan harapan kepada Bupati Aceh Selatan terpilih, H. Mirwan. Meski menyadari kondisi keuangan daerah yang dihadapkan pada berbagai keterbatasan, termasuk beban utang yang ditinggalkan pemerintahan sebelumnya, warga berharap kepemimpinan baru dapat membawa perubahan nyata, terutama bagi wilayah yang selama ini terabaikan.

“Kami paham kondisi daerah tidak mudah. Tapi harapan kami hari ini hanya kepada Pak Haji Mirwan. Ini bukan tuntutan berlebihan, ini jeritan hati masyarakat kecil yang ingin merasakan jalan layak seperti wilayah lain,” ungkap Munir.

Warga menegaskan, jalan beraspal bukan sekadar simbol pembangunan, melainkan kebutuhan dasar yang menentukan akses pendidikan, pelayanan kesehatan, serta pergerakan ekonomi masyarakat.

Teriakan dari pelosok Kluet Timur ini diharapkan menjadi pengingat bagi pemerintah daerah agar pembangunan tidak hanya terpusat di wilayah tertentu, tetapi benar-benar hadir hingga ke gampong-gampong yang selama ini tertinggal dan terpinggirkan. (*)

Laporan: Hartini