Ledakan Gas Elpiji Di Desa Perigi Tinggalkan Korban Luka Bakar Parah. GT

Barsela24news.com
 
 
LOMBOK TIMUR, NTB – Kejadian ledakan gas elpiji 3 kg menimpa rumah warga di dusun Bukit Durian Utara, Desa Perigi, Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur, pada hari Rabu (03/12/2025) sekitar pukul 10.00 WITA. Pemilik rumah, Eli Ardayani (27 tahun), mengalami luka bakar sebesar 36% di bagian muka, leher, kedua tangan, dan lutut, sehingga harus dirujuk ke rumah sakit.
 
Menurut keterangan dari saksi, Satriani dan Inaq Rayan, awalnya sekitar pukul 09.00 WITA, Eli telah mencoba menyalakan kompor gas di dapur namun tidak berhasil menyala. Tanpa menyadari, dia meninggalkan kompor dalam posisi "on" dan pergi ke Puskesmas Labuhan Lombok untuk menjenguk keluarga yang sedang sakit. Setelah 30 menit, Eli kembali pulang dan langsung mencoba menyalakan kompor lagi – pada saat itu, gas yang telah terperangkap selama sekitar 1 jam langsung meledak.
 
"Kita mendengar bunyi ledakan keras, lalu melihat mbak Eli keluar dari dapur sambil berteriak minta tolong dan badannya terbakar," ujar Satriani, salah satu tetangga yang pertama kali menolong. Segera setelah itu, tetangga dan pihak desa membawa korban ke Puskesmas Suela menggunakan ambulance desa Perigi.
 
Berdasarkan pemeriksaan dr. Luluk di puskesmas, kondisi Eli tergolong parah dengan luka bakar 36% di beberapa bagian tubuh. Karena itu, dia kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur untuk penanganan lebih komprehensif. "Saat ini mbak Eli masih dalam perawatan intensif, terutama karena luka bakar di bagian muka dan saluran napas yang perlu diperhatikan dengan cermat," ungkap dr. Luluk.
 
Keluarga korban, yang dimaksud Eli menjenguk di puskesmas sebelumnya, mengungkapkan kekhawatiran. "Kita tidak menyangka hal ini akan terjadi – dia hanya keluar sebentar untuk melihat kita, lalu pulang dan kejadian ini terjadi," katakan Siti, saudara kandung Eli, dalam wawancara singkat. "Kita berharap dia bisa pulih secepatnya dan mendapatkan perawatan yang cukup."
 
Diduga penyebab utama ledakan selain kelalaian korban adalah kondisi dapur yang tertutup dan minim ventilasi, sehingga gas elpiji tidak menyebar dan terperangkap di ruang tersebut. Saat kompor dinyalakan kembali, api langsung menyalakan gas yang telah memenuhi ruangan.
 
Pihak kepolisian yang melakukan pemeriksaan di tempat kejadian juga mengkonfirmasi dugaan penyebab tersebut. "Dari pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kecurangan atau kebakaran yang disengaja. Kita fokus pada analisis kelalaian dan kondisi lingkungan dapur sebagai faktor penyebab," ujar Brigadir Joko, petugas polisi yang menangani kasus.
 
Hingga saat ini, pihak dinas penanggulangan bencana juga telah memastikan kondisi TKP aman dan tidak ada bahaya tambahan. Pihak Desa Perigi juga mengimbau warga untuk lebih cermat dalam penggunaan gas elpiji – mulai dari memeriksa selang gas secara teratur, mematikan kompor saat tidak digunakan, hingga memastikan ventilasi yang cukup di ruang memasak.

Laporan : Bagoes